Pesona Telaga Warna Dieng dari Batu Pandang Ratapan Angin…

Daftar Isi:

ardiantoyugo.com – Kelanjutan cerita dar Kebun Teh Tambi, Wonosobo kemarin… Setelah cukup puas berkeliling dan melihat proses pembuatan teh… Tentunya tidak lengkap kalau belum mencoba teh asli Wonosobo… Yoi, sempat menikmati secangkir teh asli dari kebun teh yang juga dapat kita nikmati langsung indahnya… Karena masih ada jadwal, kita langsung mencari masjid terdekat untuk sholat Jumat… Selanjutnya langsung menuju ke Rumah Makan Dieng yang ada di pusat kota… Sebelum akhirnya kita naik lagi ke Dataran Tinggi Dieng untuk menuju ke Telaga Warna Dieng… Hari itu kita serombongan memang agendanya full jalan jalan… Akhirnya saya bisa piknik menikmati udara seger seger, terharu…

Tujuan utama setelah selesai makan siang adalah menuju ke Batu Pandang Ratapan Angin… Ya, jalurnya mengharuskan kita naik lagi setelah sempat turun mencari rumah makan… Tapi beruntung saja cuaca cukup enak buat piknik… Sinar matahari tidak terlalu menyengat karena terhalang sedikit awan… Ditambah udara khas Dataran Tinggi Dieng yang memang dingin dan sejuk… Semoga saja paru paru juga ikut sedikit bersih selama di Dieng kali ini…

batu pandang ratapan angin
Pesona Telaga Warna Dieng dari Batu Pandang Ratapan Angin... 5

Batu Pandang Ratapan Angin

Menuju spot Batu Pandang Ratapan Angin untuk bisa menikmati pesona Telaga Warna Dieng dihadapkan dengan anak tangga lagi… Lumayan lah, berhubung 2 minggu ini saya belum lari… Sebenernya bukan masalah capek sih, tapi ngantuk gara gara malemnya baru tidur kurang dari 3 jam… Tepat sehabis subuh sudah langsung nanjak menaklukkan Puncak Bukit Sikunir… Tapi karena sudah sampai sana tentunya tanggung kalau cuman duduk duduk di parkiran… Langsung gas menaklukan puluhan (atau bahkan ratusan) anak tangga lagi… Tidak terlalu banyak sih kali ini…

Sesampainya di atas langsung disuguhkan dua telaga yang nampak mempesona juga… Diberinama Telaga Warna Dieng karena keuinikan fenomena alam yang terjadi… Warna air yang ada di telaga tersebut sering berubah ubah… Terkadang telaga berwarna hijau atau kuning, namun kadang juga memunculkan warna lain… Fenomena ini bukan karena ulah jin atau yang lain, melainkan karena air telaha mengandung sulfur yang cukup tinggi… Saat terkena sinar matahari langsung maka air telaga nampak memunculkan warna alami… Terutama jika dilihat dari kejauhan seperti dilihat dari Batu Pandang Ratapan Angin ini, warna air telaga nampak lebih terlihat…

spesier burung hantu langka
Spesis Burung Hantu langka…

Telaga warna sendiri berada di ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut… Dan dikelilingi perbukitan yang lebih tinggi lagi, termasuk Batu Pandang Ratapan Angin yang kita sambangi kali ini… Memang cocok banget untuk menikmati goresan alam dari ketinggian… Harmonisasi alam dengan udara yang sangat segar dan bersih, ditambah lagi suasana tenang… Sangat cocok untuk berkontemplasi mengingat keagungan Tuhan yang telah menciptakan indahnya alam beserta isinya yang kita pijak saat ini…

telaga warna dieng
Telaga Warna Dieng…

Telaga Warna Dieng

Jika melihat ke arah Telaga Warna Dieng, waktu itu memang airnya nampak hijau agak pekat… Sementara telaga satunya lagi menampakkan air bening seperti telaga pada umumnya… Terdapat salah satu spot di Batu Pandang Ratapan Angin yang ciamik punya untuk berforto dengan background telaga dua warna tersebut… Namun karena posisinya berada di pinggiran tebing yang sangat curam tentunya kita harus ekstra hati hati dan waspada… Salah langkah sedikit bisa bisa kita yang menjadi ratapan keluarga 😆 …

Cukup lama juga menikmati pesona Telaga Warna Dieng dari Batu Pandang Ratapan Angin kali ini… Selepas Ashar baru mulai turun dan langsung disambut keberkahan berupa hujan yang membasahi Bumi Dieng… Perjalanan masih berlanjut ke obyek wisata berikutnya yakni Candi Arjuna yang terkenal dengan Bun Upas atau embun bekunya… Hasta mañana

Bagikan artikel:
Avatar of Ardian

LajuMotor.com merupakan website seputar dunia otomotif roda dua maupun roda empat Indonesia maupun dunia...

2 thoughts on “Pesona Telaga Warna Dieng dari Batu Pandang Ratapan Angin…”

Leave a Comment