Yeah… Kelaunjutan cerita berpetualang kemaren, setelag stage 1 di Tawangmangu, stage 2 sampai Kediri kini saatnya stage 3… Cukup untuk beristirahat sekaligus sholat Ashar dan melakukan mengecekan terhadap spion motor TVS Apvhe 160 karena buat ngebut spionnya mau copot … Langsung melanjutkan perjalanan, dari Kediri kota langsung mengambil ancang ancang untuk memilih jalur menuju ke Blitar… Jangan sampai salah belok karena jalan propinsi dari Kota Kediri mengaraj ke Tulungagung… Jadi kita sedikit berbelok ke kiri menuju jalan yang tidak terlalu besar… Meskipun bukan jalan propinsi namun cukup bisa diandalkan, jalanannya cukup mulus tapi terbilang sempit, jadi musti hati hati kalau mau mendahului kendaraan lain terutama mobil/truk…
Jalanan dari Kediri menuju Blitar juga tidak banyak berbelok, cukup lurus lurus saa dan sedikit membuat ngantuk… Tidak lama sudah muncul tugu Selamat Datang di Kota Blitar, loh kok cepet banget ternyata… Dari Blitar saya memilih jalur kecil lagi karena jika memilih jalan propinsi cukup memutar… Saya memilih lewat Kanigoro selanjutnya Wlingi, sedikit lebih dekat bila saya lihat di peta…
Kondisi jalanannya yagh tidak terlalu baik lah… tapi kalau untuk ukuran motor saya masih merekomendasikan lewat sini karena mungkin saja bisa lebih cepat… Tapi kalau pakai mobil sepertinya masih mending lewat jalur propinsi, sedikit memutar ke utara… Jalanannya sempit dan lubang jalanan mulai terlihat, aspalnya pun tidak terlalu mulus… Aspal jalanan sini sedikit bergelombang namun masih oke lagh, beberapa aspal juga ada yang cukup bagus kok…
Tidak lama sudah tembus Wlingi dan kita kembali ke jalur propinsi lagi… Selanjutnya akan menemui jalanan yang sedikit berkelok karena kita berada di sebelah selatan Gunung Kawi… Bisa dibilang ini jalan propinsi yang berada di kaki Gunung Kawi…
Jalanannya mulus namun ga terlalu lebar, lagi lagi musti ati ati kalau mendahului kendaraan roda empat atau lebih… Kebanyakan yang saya jumpai sih truk dan sering jalannya pelan banget karena bawa muatan… Jalanan yang sedikit berkelok membuat rasa ngantuk sedikit hilang… Beberapa kali postep TVS Apache menyentuh aspal dan menimbulkan suara gesekan yang cukup keras… Saya lupa kalau TVS Apache milik teman saya ini sudah diganti shock belakangnya sehingga lebih cepet dan membuat ground clearance lebih rendah…
Sampai di sini hampir tidak ada rintangan yang dilalui, semua lancar lancar saja… Cuman ketemu kecelakaan mobil nabrak pohon sampai kebakar yang cukup menjadikan limiter agar lebih hati hati… Tapi oke lagh, selanjutnya menuju Slorok karena di sini mau ketemuan sama temen… Sampai Slorok sudah sekitar jam 5 sore kalau tidak salah, ngobrol ngobrol sebentar dan kita memutuskan untuk melanjutkan perjalanan setelah maghrib karena sudah ada janji di Gubeng, Surabaya…
Diluar dugaan setelah sholat maghrib ternyata hujang turun sangat amat deras seklai (pokoknya seperti badai)… Tidak mau buang buang waktu kita berdua langsung tancap gas setelah sebelumnya ganti kostum sampai buntel hp pakai kantong plastik 😆 … Sebenernya kita disuruh rehat dulu oleh pak ustad yang ada di masjid, tapi yagh gimana lagi soalnya kejar kejaran sama waktu…
Sampai Kepanjen hujan masih belum juga berhenti, masih sama deresnya seperti di Slorok tadi… Bener bener syahdu banget lah, cuman khawatir filter udara motor kemasukan air karena tidak ada tutupnya… Tapi untung saja sampai Lawang, Malang hujan bener bener berhenti, ganti kostum lagi dan langsung tancap gas melanjutkan perjalanan…
Sampai di Sidoarjo kita berhenti untuk melahap Bebek Sinjay, karena keburu lapar dan dikejar waktu, saya tidak sempat foto foto… Langsung pesen, makan, dan sikat habis… Sudah sampai di Sidoarjo, tinggal beberapa langkah lagi untuk sampai di Gubeng, Surabaya… Motoran mulai santai karena sudah hampir sampai… Dan akhirnya kita sampai di Gubeng, Surabaya sekitar jam 10 malam… Sudah tidak ada napsu untuk foto foto lagi, langsung mandi dan tidur … Bila dibandingkan dengan memakai Suzuki Smash beberapa waktu lalu, tour memakai TVS Apache kali ini jauh tidak terasa capek… Entah pengaruh apa, mungkin motor sport memang lebih nyaman untuk jarak jauh bila dibandingkan dengan motor bebek kali ya… Oke, untuk stage berikutnya masih berlanjut… Yup, masih ada cerita berikutnya karena ini baru sekitar setengahnya… Hasta Mañana…
kenthir.. aku rung sido mangan sinjay.. wingi dulurku do ning sidoarjo aku ra melu.. prei ne mepet..
Enaknya jalan pakai motor bisa berhenti kapan saja.
Jalan-jalan pake motor, keren. Hati-hati 🙂