Review Performa New Honda Sonic 150R…

Yeah… Setelah sebelumnya sempet bercerita mengenaik ergonomi dan handling New Honda Sonic 150R, kini saatnya bagian performa… Pengetesan masih sama yaitu rute Solo – Wonogiri – Pacitan dengan lokasi finish di Pantai Teleng Ria… Cukup beragam rutenya, mulai dari Solo yaitu perkotaan dan begitu memasuki Wonogiri jalannya cukup jelek, dan ada juga jalanan meliuk liuk khas pegunungan… Jaraknya mungkin sekitar 175 sampai 200an km… Saya lupa untuk memfoto hasil odometer karena baru ingat setelah ngerest di SPBU sekitaran Wonogiri…

Pertama adalah untuk rute perkotaan yang cukup stop and go… Kondisi ini membutuhkan akselerasi yang mumpuni agar tidak kepontal pontal mengejar temen temen di depan… Akselerasi New Honda Sonic 150R memang terasa asik banget… Tubuh yang kecil dan didukung mesin 150cc cukup nampol, sebenernya saya sudah tidak terkejut tenatang akselerasi Sonic 150R ini… Karena dulu pernah mencoba di Stadion Mandala Krida Yogyakarta meskipun hanya sebatas di tempat parkir yang disulap jadi sirkuit pasar senggol…

Mulai keluar dari Kota Solo maka cukup membutuhkan tenaga di putaran menengah dan atas… Kalau akselerasi sudah sip banget nih, bahkan sempet adu akselerasi sama Jombliz yang mengisyaratkan untuk coba geber motor dengan gaya nunduk nunduk… Awalnya saya pikir dia lagi mules atau asam uratnya kumat, eh malah geber New CB150Rnya, ya sudah saya pun juga geber Sonic 150R yang saya naiki… Untuk akselerasi sorry to say, Sonic dengan encesnya mendahului New CB150R yang dibawa Jombliz…

Namun pas mencoba untuk meraih seberapa gampang meraih kecepatan yang cukup tinggi agak kaget juga… Karakter Sonic 150R yang memiliki akselerasi cukup sip ternyata memiliki nafas yang tersasa pendek… Beberapa kali Sonic yang saya naiki sampai brebet brebet di hi rpm tanda limiter telah bekerja… Nafas memang terasa pendek, apa ini gara gara akselerasinya yang asik, saya sendiri tidak terlalu paham… Speed tertinggi yang saya pernah capai kalau tidak salah sekitar 109 kpj, kalau tidak salah lo… Karena saya lebih fokus mengamati situasi jalanan yang belum pernah saya lalui ini dari pada mengamati speedometer… Cukup enteng untuk menggapai pada kecepatan segitu…

Untuk top speed, ga mau ambil resiko besar karena ini rombongan dan jalan raya… Dari pada hard braking sampe ngesot ngesot roda bertranslasi terus gubrak… Mending santai santai saja dan sedapatnya, lagi pula saya udah ga terlalu mood gara gara posisi riding a.k.a. ergonominya saya ga suka… Hasta mañana…