Menatap lembayung di langit Bali…
Dan kusadari betapa berharga kenanganmu…
Di kala jiwaku tak terbatas…
Bebas berandai memulang waktu…
Well… Itulah penggalan lirik Lembayung Bali yang dengan sempurna dibawakan oleh Saras Dewi, kata-kata yang sangat mengena dan dibawakan dengan penuh penghayatan :aih: … Sore hari memang waktu yang cocok untuk me-refresh pikiran yang telah seharian berkutat dengan hiruk pikuk kesibukan… Tiap orang tentu memiliki cara sendiri-sendiri untuk membuat pikiran menjadi segar kembali dan siap untuk menghadapi tantangan selanjutnya diesok pagi…
Saya sendiri hampir setiap sore selalu menyempatkan untuk memburu “lembayung”… Yup, bukan tanaman lembayung, melainkan matahari tenggelam a.k.a. sunset… Inilah cara saya untuk menikmati sore, berhenti sejenak untuk memikirkan kesibukan sehari-hari… Lebih memilih naik motor dengan santai menuju tengah-tengah sawah perbatasan dusun… Menuju ke spot faforit untuk mencari ketenangan dan menikmati matahari yang bersiap untuk pulang sambil menikmati semilir angin timur… Bapak dan Ibu petani pun mulai bersiap untuk beranjak pulang… Suasana yang susah untuk dituliskan… Aish…
Dan tak lama berselang, sang raja disore hari pun benar-benar pulang… Seolah mengatakan, “Hasta mañana…”
sunset ro sutet ki cen kombinasi ciamik. 😎
Y
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
tumben Apek yug!
plak….!!
.
.
.
.
.
*lemut